NENEK moyang dari musik jazz, yaitu urban musik, berasal dari daerah pedesaan di selatan layaknya jalanan di kota-kota Amerika. Hal ini merupakan hasil dari dua tradisi musikal yang nyata, yaitu Afrika Barat dan Eropa.
Afrika Barat memberikan pengaruh dalam jazz berupa ritme yang terus menerus, pergerakan, dan permainan emosi yang sangat menyokong jazz dengan baik. Sedangkan bumbu-bumbu Eropa lebih mempengaruhi dalam hal kualitas musikal menyinggung harmoni dan melodi.
Gabungan kedua tradisi ini menghasilkan suatu musik yang bermain dalam suatu meteran dan me-reinterpretasi-kan penggunaan nada-nada dalam kombinasi baru, menciptakan nada-nada biru yang mengekspresikan perasaan, baik sedih maupun ceria. Teriakan peladang/budak dikombinasikan dengan bunyi-bunyi style musisi New Orleans, menghasilkan suatu jenis musik baru.
Musik Gospel dari gereja melumer dengan yang dikenal pada abad 20 sebagai "blues" , menawarkan bumbu vokal yang diterjemahkan dengan baik ke dalam instrumen.
Marching Bands, yang dimainkan tidak hanya oleh orang-orang kulit putih tapi juga orang kulit hitam, memperkenalkan instrumen-instrumen yang sebaliknya telah menjaga suatu ekspresi dari tradisi musik klasik. Drum dan alat musik petik berkombinasi dengan terompet, trombon, tuba, dan saxophone.
Musik dari Afrika Barat dan musik yang diciptakan oleh para budak diterjemahkan dengan metode berbeda oleh pengaruh Karibia dan alunan Latin. Dan apa yang akhirnya menjadi lagu populer adalah disertai unsur Gospel, Blues, dan Field Hollers (teriakan peladang), menambah suatu tekstur yang kaya terhadap musik yang dunia tidak pernah mendengarnya sebelumnya. Dunia musik Amerika, menjadi matang dengan transformasi tersebut yang akan menjadi musik jazz. Pada akhirnya, ragtime memasuki pergerakan ini mendekati akhir abad 19, dan sisanya, layaknya mereka katakan, telah menjadi sejarah.
Afrika Barat memberikan pengaruh dalam jazz berupa ritme yang terus menerus, pergerakan, dan permainan emosi yang sangat menyokong jazz dengan baik. Sedangkan bumbu-bumbu Eropa lebih mempengaruhi dalam hal kualitas musikal menyinggung harmoni dan melodi.
Gabungan kedua tradisi ini menghasilkan suatu musik yang bermain dalam suatu meteran dan me-reinterpretasi-kan penggunaan nada-nada dalam kombinasi baru, menciptakan nada-nada biru yang mengekspresikan perasaan, baik sedih maupun ceria. Teriakan peladang/budak dikombinasikan dengan bunyi-bunyi style musisi New Orleans, menghasilkan suatu jenis musik baru.
Musik Gospel dari gereja melumer dengan yang dikenal pada abad 20 sebagai "blues" , menawarkan bumbu vokal yang diterjemahkan dengan baik ke dalam instrumen.
Marching Bands, yang dimainkan tidak hanya oleh orang-orang kulit putih tapi juga orang kulit hitam, memperkenalkan instrumen-instrumen yang sebaliknya telah menjaga suatu ekspresi dari tradisi musik klasik. Drum dan alat musik petik berkombinasi dengan terompet, trombon, tuba, dan saxophone.
Musik dari Afrika Barat dan musik yang diciptakan oleh para budak diterjemahkan dengan metode berbeda oleh pengaruh Karibia dan alunan Latin. Dan apa yang akhirnya menjadi lagu populer adalah disertai unsur Gospel, Blues, dan Field Hollers (teriakan peladang), menambah suatu tekstur yang kaya terhadap musik yang dunia tidak pernah mendengarnya sebelumnya. Dunia musik Amerika, menjadi matang dengan transformasi tersebut yang akan menjadi musik jazz. Pada akhirnya, ragtime memasuki pergerakan ini mendekati akhir abad 19, dan sisanya, layaknya mereka katakan, telah menjadi sejarah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar