BOM ATOM, Einstein dan Kekalahan Jepang

 Kali ini saya ingin berbagi sedikit cerita mengenai sejarah Perang Dunia II yang meletus akibat penyerangan Jepang ke Pangkalan Laut Amerika Serikat, Pearl Harbour dan diakhiri dengan kekahan Jepang yang di bumihanguskan oleh Amerika Serikat dengan dijatuhkannya BOM ATOM

Pada Perang Dunia II, Jepang menggabungkan kekuatan dengan Jerman dan Italia. Jadi sekarang terdapat 2 front atau tempat, Eropa dan pulau-pulau di Samudra Pasifik. Pada akhir 1941, Amerika Serikat bersekutu dengan beberapa negara (Inggris, Perancis) untuk berperang melawan Jerman dan Jepang. Pasukan Ameriak dikirim kedua medan pertempuran.

Pada pukul 08.15 pagi, 6 Agustus 1945, pesawat militer Amerika menjatuhkan BOM ATOM ke kota Hiroshima, Jepang. Dalam waktu singkat 80.000 orang tewas.

Eksistensi Hiroshima langsung terhenti. Orang – orang yang berada di tengah – tengah ledakan menguap.

Yang tersisa hanya bayangan tubuh mereka yang terbakar hangus di dinding – dinding bangunan. 3 hari kemudian Amerika Serikat menjatuhkan BOM lagi di kota Nagasaki, Jepang. Jepang segera menyerah dan Perang Dunia akhirnya berakhir. Sekarang dunia memiliki senjata bersifat merusak yang belum pernah terbaynagkan. Pemikiran – pemikiran dan penelitian ilmiah beberapa dasawarsa, termasuk pemikiran Einstein memungkinkan keberadaan BOM ATOM. Dunia tidak pernah akan sama lagi.

Beberapa foto ketika pasca BOM ATOM Hiroshima dan Nagasaki

IDE BESAR : NEWTON & GRAVITAS

 Disini saya ingin sedikit berbagi kepada para pembaca mengenai Isaac Newton sang pemikir yang mencetuskan adanya gaya gravitasi.

Isaac Newton atau lebih dikenal dengan Newton adalah seorang ilmuwan yang paling berpengaruh di dunia. Ia tidak hanya mengembangkan dan merumuskan teori gravitasi, yang memberikan cara pandang pertama tentang cara alam semste bekerja, tetapi juga menemukan konsep tekanan, sifat cahaya, dan mengubah cara kia menghitung.

“Ide Besar” Newton mengubah cara kita memandang dunia untuk selamanya

Namun, meskipun kita mengenal dengan baik teori gravitasi (dan cerita apelk yang jatuh dari pohonnya), berapa banyak dari kita yang tau persis bagaimana gravitasi itu terjadi? Penemuan Newton telah begitu mempengaruhi pandangan kita sehari-hari sehingga sulit memahami betapa revolusionernya Ide Newton sesungguhnya.

Newton dan gravitasi menyajikan potret brilian dari karya dan hidup Newton, serta memberikan penjelasa yang jelas dan mudah dicerna tentang makna dan pentingnya penemuan Newton, serta bagaimana ide-ide itu mengubah dan mempengaruhi hidup kita saat ini.

Budaya Organisasi di Rumah Sakit

Budaya artinya budi dan akal. Budaya adalah suatu dampak dari proses yang berkesinambungan. Proses terjadinya suatu budaya dimulai dari tindakan misalnya bekerja hati-hati yang terjadi berulang-ulang menjadi kebiasaan, yang apabila terus berlangsung lama menjadi tabiat berhati-hati individu. Bangsa yang berbudaya dapat dilihat dari tingginya tingkat budi dan akal serta keanekaragaman hasil budayanya. Contohnya didalam hal organisasi, misalnya rumah sakit. Tinggi rendahnya budaya organisasi dapat dilihat dari tingkat komitmen anggota rumah sakit terhadap nilai-nilai dan keyakinan dari pimpinan hingga ke semua lapisan karyawannya.

Faktor nilai-nilai dan keyakinan dasar tersebut sangat berperan dalam membentuk etika, sikap, perilaku anggota organisasi dan membentuk cara pandang mereka terhadap masalah, baik internal maupun eksternal yang dihadapi dalam kehidupan berorganisasi.

Di beberapa rumah sakit, suatu rencana yang telah berhasil disusun oleh suatu tim khusus dan disahkan oleh pimpinan tidak berjalan mulus dalam penerapannya.

Sebab hal itu terjadi karena tidak didukung oleh komitmen karyawan terhadap nilai-nilai dan keyakinan dasar. Untuk membangun komitmen tinggi itulah diperlukan dukungan suatu kultur atau budaya organisasi rumah sakit yang positif.

Budaya kerja organisasi adalah bentuk etika, sikap, perilaku dan cara pandang bersama dari kelompok yang tergabung dalam organisasi tersebut terhadap setiap masalah atau perubahan lingkungan yang bervariasi.

Ada empat macam fungsi budaya kerja yang sangat penting dalam membawa organisasi menuju sukses. Pertama, identitas organisasi (simbol dan harapan), sehingga anggota organisasi merasa bangga terhadap organisasinya dan pihak eksternal menaruh respek. Kedua, kestabilan organisasi sehingga secara internal seluruh karyawan merasa tenang dan yakin, demikian pula pihak eksternal yang berkepentingan. Ketiga alat pendorong organisasi, sehingga mampu menjadi dasar dan pendorong untuk mencapai tujuan organisasi. Keempat, komitmen organisasi sehingga mampu sebagai katalisator dalam membentuk komitmen untuk pelaksanaan berbagai ide atau suatu rencana strategis.

Budaya Melayani di sebuah rumah sakit harus dikembangkan budaya kerja yang positif, maksudnya budaya kerja yang mendukung pencapaian visi, misi dan tujuan. Sementara budaya organisasi timbul dari budaya kelompok individu yang tergabung dalam organisasi tersebut.

Adanya perubahan positif, baik etika, sikap, perilaku maupun cara pandang individu, yang berkembang menjadi tabiat kelompok individu (dari atasan hingga bawahan), maka akan membentuk perubahan budaya kerja baru yang positif pula.

Sesuai dengan perkembangan baru dalam paradigma pelayanan, budaya kerja rumah sakit yang positif adalah budaya kerja melayani. Caranya adalah dengan contoh membiasakan arah orientasi tindakan dan sikap serta perilaku kepada kepentingan orang lain yang dilayani, bukan kepentingan diri sendiri.

Namun, apabila orientasi tindakan ke arah kepentingan diri sendiri akan bertentangan dengan "budaya kerja melayani" tersebut di atas. Contoh tindakan yang negatif adalah karyawan rumah sakit yang suka membolos atau terlambat datang. Kemudian perawat yang kurang perhatian terhadap pasien orang miskin, dan dokter menyuruh pasien membeli obat atau alat di apotik tertentu.

Apabila tindakan yang positif dari setiap individu dapat dilaksanakan secara konsisten dan terus menerus akan menghasilkan tabiat positif. Pada akhirnya secara kelompok akan menghasilkan budaya kerja positif.

Jadi budaya kerja positif apapun yang akan kita kembangkan, yang penting pelaksanaannya harus secara konsisten, mulai dari pimpinan dan terus menerus.

Juga bisa ditempuh pola pengembangan budaya kerja sama. Meningkatkan citra positif rumah sakit dan partisipasi masyarakat dengan cara mengembangkan budaya melayani, serta meningkatkan mutu pelayanan bagi semua karyawan.